DjoeRinjani Indosat 085647 55 2287 WA
Djoko Sulistyo CONTACT PERSON : Indosat 085647 55 2287 / PIN BB : 2252BEF7

djoe

djoe
indahnya di puncak merapi

Selasa, 31 Maret 2015

GUNUNG RAUNG JALUR KALIBARU


 

Transportasi ke Gunung Raung Jalur Kalibaru – Banyuwangi

Jika anda ingin mendaki ke gunung Raung, anda dapat naik kereta api atau bus tujuan Banyuwangi kemudian turun di Stasiun Kalibaru. Di depan stasiun Kalibaru telah mengantri banyak ojek motor yang siap membawa anda ke basecamp Raung yaitu kediaman pak Soeto. Jika mendaki bersama banyak anggota anda dapat mencarter mobil bak/truk kecil. Nama pak Soeto sangat dikenal oleh tukang ojeg di sekitar stasiun kalibaru, karena hanya disitulah tujuan para pendaki… apalagi ditambah jika anda membawa carrier besar dan rombongan, mereka berebut akan menawari anda untuk menggunakan jasa mereka.

Perizinan Gunung Raung

Untuk mendaki Gunung Raung via Kalibaru tidak perlu izin khusus, kita dapat melakukan perizinan dan lapor di polsek Kalibaru atau para pendaki biasa bertemu dengan Pak Soeto(Basecamp Pendaki). Di rumah Pak Soeto kita dapat menginap dan mencari info-info terkait Puncak Sejati Raung.

Basecamp Rumah Pak Soeto – Pos1 (8°12’14’’ LS dan 114°00’05’’ BT)

Dimulai dari Basecamp / rumah Pak Soeto, melewati perkebunan kopi yang sangat melelahkan, jika ingin menghemat waktu anda dapat memesan ojeg pada pak soeto. Ojek itu akan menghantarkan kita ke Pos 1 (dahulu rumah Pak Sunarya ). Tarif ojek 25ribu sekali trip per orang. Di sebelah kiri jalur Pos 1 ini ada jalan menuju sungai yang merupakan sumber air terakhir di jalur pendakian ini, disini pendaki dapat mengisi air, akan lebih aman setiap pendaki membawa air 10 liter.

Pos 1/ Pos Gareng – Pos 2 (8°10’27’’ LS dan 114°01’11’’ BT)

Melewati perkebunan memasuki hutan lebat dengan pepohonan dimana terdapat banyak pohon dan semak berduri, jalan yang dilalui belum menanjak dan cenderung datar dan melipir menyisiri hutan. Diperlukan waktu normal selama kurang lebih 4 jam untuk menempuh jarak dari Pos 1 menuju Pos 2. Pos 2 ini merupakan tempat camp yang terluas di jalur pendakian ini dan pendaki dapat bermalam disini. Pos 2 ini terletak pada ketinggian 1431 Mdpl.

Pos 2/ Pos Semar – Camp 3 (8°9’56’’ LS dan 114°0134 BT)

Pos 2 mulai jalur menanjak mengikuti punggungan dan makin lama tanjakan makin berat. Track yang dilalui cukup sempit dan terdapat banyak tanaman berduri sejenis rotan dll. Diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk mencapai camp 3 yang terletak persis di tengah jalur pendakian disini dapat didirikan 2 tenda. Camp 3 terletak pada ketinggian 1656 Mdpl.

Camp3 – Camp4 (8°9’19’’ LS dan 114°01’52’’ BT)

Dari camp 3 pendakian dimulai dengan jalan landai, kemudian akan melewati turunan sebelum berpindah punggungan dan dilanjutkan tanjakan makin menantang yang cukup menguras stamina. Setelah kurang lebih 2 jam akan tiba di camp4, sebuah dataran yang dapat digunakan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Camp 4 terletak pada ketinggian 1855 Mdpl.

Camp 4 – Camp 5 (8°08’59’’ LS dan 114°01’58’’ BT)

Pendakian pada rute ini masih tetap dalam satu punggungan namun track yang dilalui semakin terjal dan rapat dimana banyak terdapat tanaman berduri (disarankan menggunakan pakaian lengan panjang), bila hujan jalur ini akan menjadi sangat licin. Waktu yang diperlukan untuk melalui rute ini adalah selama lebih kurang 45 menit. Camp 5 ini tidak terlalu luas hanya cukup untuk beristirahat sementara waktu. Camp 5 terletak pada ketinggian 2115 Mdpl.

Camp 5 – Camp 6/Pos3 (Pos Petruk) (8°08’49’’ LS dan 114°02’02’’ BT)

Setelah beristirahat di camp 5 tanjakan jauh semakin berat dan jalurnya semakin terjal, anda wajib berhati – hati saat melintasi rute ini. Rute ini tidak terlalu panjang butuh waktu sekitar 30 menit akan tiba di camp 6 / Pos 3. Di pos 6 ini terdapat area camp yang berundak – undak sebanyak 3 undakan dan dapat digunakan untuk tempat bermalam. Pos 6 terletak pada ketinggian 2285 Mdpl.

Camp 6 – Camp 7 (8°08’24’’ LS dan 114°02’14’’ BT)

Pendakian semakin berat dan menantang karena semakin mendekati puncak Gunung Wates, tracknya semakin terjal, jalur pendakian semakin terbuka dan udara semakin dingin. Setelah sekitar 45 menit kita akan tiba di camp 7, yang merupakan area terbuka, sebuah dataran yang cukup luas, dapat mendirikan 3 tenda.
Di camp 7 ini kita dapat menikmati pemandangan negeri di atas awan yang sangat indah, dimana di depan terdapat puncak gunung Wates, sebelah kiri dan kanan kita dapat melihat berjajar punggungan serta lembah, tampak pula jajaran pegunungan Hyang dan pncak Semeru, apabila malam dan kondisi cerah pemandangan bintang – bintang yang bertebaran di langit yang memancarkan sinarnya serta gemerlap lampu – lampu di perkotaan yang tampak dari kejauhan akan menjadi pemandangan yang dapat kita nikmati di malam hari.
Di camp 7 terdapat bunga Edelweiss. Kondisi di camp7 ini tanahnya rawan longsor dan udara cukup dingin serta angin yang berhembus kencang karena area yang sangat terbuka, untuk itulah agar berhati – hati jika ingin bermalam di camp 7 ini. Camp7 terletak pada ketinggian 2541 Mdpl.

Camp 7 – Camp 8 (8°08’12’’ LS dan 114°02’30’’ BT)

Jika anda bermalam di camp7, ada baiknya barang bawaan ditinggal disana dan membawa perlengkapan yang khusus untuk kepuncak, misal tali, carabiner dll. Akan diawali punggungan menuju puncak gunung wates selama sekitar 45 menit, dengan jalur yang cukup terjal dan rapat oleh semak berduri. Dari puncak gunung Wates pendakian dilajutkan dengan melipiri punggungan yang sangat tipis dengan bibir jurang sehingga sangat butuh konsentrasi dan kehati – hatian. Setelah berjalan melipir kita akan mulai melalui menanjak dimana mulai terdapat vegetasi khas puncak gunung. Total waktu menuju pos 8 ini adalah sekitar 2 jam perjalanan normal.pos 8 terletak pada ketinggian 2876 Mdpl.

Camp 8 – Camp9/Pos 4 (Pos Bagong) (8°08’00’’ LS dan 114°02’33’’ BT)

Jalurnya semakin terjal, masih sangat rimbun, vegetasinya pun semakin jarang dan pepohonan tua yang menjadi ciri khas sebelum puncak gunung. Setelah berjalan sekitar 1 jam barulah kita tiba di camp 9 yang merupakan camp terakhir yang dapat kita gunakan untuk beristirahat, merupakan batas vegetasi. Camp 9 terletak pada ketinggian 3023 Mdpl.

Camp 9 – Puncak Bendera/ Puncak Kalibaru (8°07’56’’ LS dan 114°02’55’’ BT)

Melewati batas vegetasi 10 menit dan akan tiba di puncak Bendera 3154 Mdpl, tak jarang puncak ini juga dinamakan puncak Kalibaru sebagai mana jalur pendakian ini.
Di sini mulailah terpampang kegarangan puncak sejati raung. Jalur yang sangat memacu adrenalin dengan dibalut kanan-kiri jurang menganga. Di kejauhan juga tampak Puncak 17 yang berbentuk piramid, Puncak Tusuk Gigi yang terdiri dari susunan bebatuan yang lancip dan Triangulasi Puncak Sejati Raung. Dari sini jalur kepuncak sejati hanya terlihat samar.
Tantangan Puncak Sejati Gunung Raung 
Memang untuk menaklukkan Puncak Sejati Raung ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

  1. Persiapan Alat : Tali Kern 30m, Carrabiner, Webbing, Harnezt, Ascender, Helm, Jumar, Tali prusik. Semua harus dalam keadaan baik.
  2. Skill Teknis : Anchoring, Ascending, Belaying, descending Rappeling, Moving together. Minimal dalam team harus ada yang menguasai sehingga bisa jadi leader buat teman-temannya.
  3. Motivasi Team : doa, keselamatan adalah utama, saling dukung dan saling melengkapi.
  4. Logistik Team : Makanan, air minum, alat tambahan: kamera, GPS.Jika semua uda dibawa dan disiapkan, kita akan meulai menggunakan peralatan itu tepat di puncak bendera. Mengingat beberapa titik rawan yang harus kita lalui. Kalau semua peralatan sudah dikenakan oleh masing-masing anggota team baru kemudian petualangan ke puncak sejati dapat kita teruskan.
Kita tahu bahwa Jalur ini adalah jalur paling rawan dan menegangkan, salah sedikit akan fatal akibatnya, maka dari itu kewaspadaan, konsentrasi dan fokus serta keselamatan menjadi harga mati yang tidak dapat ditawar lagi.
 Puncak Bendera – Puncak17
Perjalanan dimulai turun dari puncak bendera melipir igir-igir jurang berjalan satu-persatu dan bergantian menjadi pilihan yang mutlak. Maka sampai di titik rawan 1. Di titik ini kita harus melipir tebing bebatuan dimana di sebelah kanan adalah jurang sedalam 50 meter, kita memasang jalur pemanjatan kurang lebih 5 meter, di jalur telah terpasang 1 buah hanger, 1 bolt dan di titik anchor atasnya terdapat pasak besi yang telah tertanam, dapat digunakan sebagai anchor utama.
Leader melakukan artificial climbing sambil memasang jalur pemanjatan. Dapat menggunakan tali kern ataupun cukup membentangkan webbing. Setiap pendaki wajib memasangkan carabinernya jika melewati titik ini dan harus bergantian.
Setelah melewati titik rawan 1 kita menuju puncak 17 / piramida, sampai pada titik rawan yang ke2 yaitu dibawah puncak 17. Disini kita kembali harus membuat jalur pemanjatan, dimana leader melakukan artificial climb selajutnya setibanya di puncak 17 memasang fix rope untuk dilalui orang selanjutnya dengan teknik jumaring. Atau pilihan lain adalah kita tidak kepuncak 17 tetapi melipir lewat samping puncak 17. Disini bisa menggunakan moving together jadi setiap anggota tim memasang carabinernya pada kern yang dibentangkan antara anggota paling depan dan paling belakang. Di titik ini juga terdapat beberapa anchor tanam yang bisa kita gunakan. Dibutuhkan fokus dan konsentrasi ekstra karena medan yang mudah rontok.

Puncak 17 – Puncak Tusuk Gigi


Tibalah kita di titik rawan yang ke3 / terakhir dimana kita harus memasang jalur untuk menuruni tebing sekurangnya 20 meter. Untuk itu menggunakan teknik rappelling untuk mencapai ke bawah. Dititik ini juga sudah ada beberapa anchor tanam dari besi yang dapat kita gunakan. Jalur Kern kita tinggal disini dan akan kita gunakan kembali nanti.
Dibawah dilanjutkan dengan jalan yang agak menurun ke bawah sampai bertemunya jalur pungungan ke Puncak Tusuk Gigi ( dari jauh menyerupai tusuk gigi ). Dari situ kita akan disuguhi hamparan bebatuan yang semakin besar yang harus kita daki
Dari tempat istirahat ini perjalanan kembali menanjak dengan tingkat kemiringan yang makin tegak. Waspadai juga longsor batuan lepas dari atas tidak membahayakan pendaki di bawahnya. Jalur bebatuan ini akan berakhir di puncak Tusuk Gigi dengan batuan sebesar rumah yang tersusun menjulang.

Puncak Sejati Raung (8°07’32’’ LS dan 114°02’48 BT)

Daripuncak Tusuk Gigi berorientasi ke kanan kita melipir ke belakang dan kemudian berjalan agak menanjak sekitar 100 meter tibalah kita di tempat yang menjadi tujuan akhir dari ekspedisi kita PUNCAK SEJATI GUNUNG RAUNG 3344 MDPL, ditandai dengan sebuah triangulasi dan pemandangan sebuah kawah besar yang masih aktif yang setiap saat mengeluarkan asapnya. Dari bawah kawah ini sering mengeluarkan suara dengan raungan yang menggelegar. Jika anda sampai di Puncak Sejati, suara ini akan lebih keras lagi, menggetarkan nyali dan sangat menakutkan

0 komentar:

Posting Komentar